• Powered By

  • Blog Stats

    • 15,267 Visitors

Permulaan yang namanya Internet

ASAL MULA INTERNET

Kini rasanya sangat sulit bagi kita untuk melupakan kebiasaan browsing, chating ataupun sekedar mengambil atau mendownload e-mial dari sebuah server. Padahal dulu sebelum Internet ini menjamur dan merajalela disenatero jagad raya ini komputer yang kita gunakan sebatas untuk menghitung, menulis ataupun membuat desain untuk penerbitan dan juga untuk pekerjaan penelitian yang memberlukan alat bantu ini. Namun kini setelah Internet menggema kita seolah tidak lepas dari media komunikasi ini. Coba saja bayangkan surat yang yang kita tulis sekarang, maka selang beberapa menit bahkan detik jawabannya sudah dapat kita terima lagi. Begitu juga kalau kita berbelanja di mana saja dan kapan saja, maka barang yang kita butuhkan segera dikirim dalam waktu sikat.


Sejarah Internet
Kita kembali ke masa lalu dan kita coba memahami apa sebenarnya Internet itu. Contoh sederhana beberapa komputer di suatu kantor yang dihubungkan dengan kabel sehingga satu sama lain dapat berbagi data, program, dan saling berkomunikasi dengan mudah dan cepat serta akurat. Dan dengan menghubungkan komputer Anda ke jaringan Internet maka komputer Anda sudah saling terhubung dengan komputer lain diseluruh dunia.

Pada awalnya Internet hanya terdiri dari beberapa jaringan komputer kecil yang didirikan oleh Departemen Pertahanan Amerika ARPANET untuk tujuan riset, yakni sekitar tahun 1969. Pada tahun 1971 ARPANET baru terdiri dari lima belas titik jaringan (nodes) dengan 23 host (server induk), dan aplikasi yang canggih waktu itu adalah elektronik mail. Tahun 1973 ARPANET membentuk WAN yang terhubung dari Amerika ke jaringan di Norwegia dan Inggris. Tahun 1983 ARPANET baru terdiri dari 235 Host.

Angka ini melonjak pada tahun 1989 hingga mencapai 100 ribu host. Tahun 1990 ARPANET berganti nama menjadi INTERNET. Pada ulang tahunnya yang ke-25 Internet sudah terdiri dari 2 juta lebih host dan meningkat menjadi 2 kali lipat pada tahun 1995 (4 juta host). Internet bukan lagi sekedar jaringan yang meliputi Amerika dan Eropa, tapi sudah meliputi seluruh bagian dunia, termasuk Indonesia.
Internet ini kalau kita iratkan seperti jalan raya, ada jalan protokol, jalan bebas hambatan, ada pula jalan utama, jalan kecil hingga gang kecil yang ada disuatu peloksok desa. Maka Internet pun memiliki “jalur” utama. Jalur utama ini dalam Internet ini sering disebut dengan backbone. Dengan backbone ini akan terhubung banyak jaringan komputer diseluruh dunia baik jaringan LAN (Local Area Network) maupun jaringan WAN (Wide Area Network).

Backbone Internet yang ada di Eropa dan Jepang terhubung ke Backbone yang ada di Amerika. Namun sayangnya di Indonesia belum ada backbone Internet, sehingga sebagian besar Internet Service Provider langsung menghubungkan jaringan mereka ke backbone di Amerika atau negara lain. Untuk saat ini para pengelola ISP sudah membuat IIX, Indonesia Internet Exchange, yang mempercepat akses antar ISP dan tidak perlu memutar terlebih dahulu ke negara lain.

Backbone Internet di Amerika dapat mengantarkan data dengan kecepatan mencapai 50 megabyte per detik, artinya dapat memindahkan file yang berisi seluruh jilid Ensiklopedi Britanica dalam waktu tak lebih dari satu detik! Kecepatan ini akan ditingkatkan menjadi 2.5 Gbps (dengan istilah teknis OC-48). Sayangnya tidak semua jaringan terhubung ke Internet dengan kecepatan tersebut. ISP di Indonesia misalnya, paling tinggi terhubung dengan kecepatan 2 Mbps.

Pada mulanya Backbone ini dipegang oleh Departemen Pertahanan Amerika, kemudian dipegang oleh National Science Foundation (NSF) dengan dukungan dana dari pemerintah Amerika. Saat ini infrastruktur diatur dan dibiayai oleh swasta, yakni perusahaan telekomunikasi Amerika MCI, Sprint, dan ANS/AOL.

Bagaimana caranya mengetahui letak suatu komputer di Internet atau cara mengirim pesan ke suatu komputer di Internet? Kuncinya adalah dengan memberi alamat, atau kode seperti halnya nomor telepon. Dengan semakin banyaknya komputer di Internet, berarti semakin kompleks jaringan yang terbentuk. Untuk itu diperlukan pengaturan dalam hal pengalamatan (addressing). Addressing penting, misalnya, untuk pengiriman surat (email). Komputer server, dan router, harus tahu ke komputer mana email tersebut disampaikan supaya tidak nyasar. Begitu juga jika kita ingin mengakses informasi yang ada di gedung putih, misalnya, alamatnya harus jelas.

Alamat yang sebenarnya di Internet menggunakan angka-angka dalam format biner, namun lebih sering ditulis dalam bentuk empat bagian angka, yang masing-masing bagian terdiri dari angka 0 hingga 255. Angka-angka ini disebut IP Address.
Jadi suatu komputer di jaringan mungkin memiliki alamat atau IP Address 202.150.47.12 atau 30.212.187.0. Dengan adanya router dan peralatan lainnya sistem pengalamatan ini dapat menentukan posisi sebuah komputer dengan tepat.

Namun bagi pengguna awam sistem pengalamatan ini tidak menyenangkan atau tidak informatif. Bagaimana mungkin kita dapat mengingat alamat dengan angka-angka untuk jutaan komputer? Sialan. Tapi jangan kuatir, sekarang alamat-alamat komputer tersebut ditulis dalam bentuk kata yang informatif yang disebut dengan Domain Name. Untuk komputer milik perusahaan IBM alamatnya adalah ibm.com, untuk server Microsoft namanya microsoft.com, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri mempunyai nama yang berbeda-beda, misalnya republika.co.id, lipi.go.id, dan sebagainya.

Sebenarnya alamat-alamat tersebut berupa IP Address yang diawali dengan nomor seperti yang telah dijelaskan diatas. Nanti komputer server yang disebut dengan DNS server menerjemahkan alamat-alamat tersebut ke dalam bentuk IP Address.

Supply Chain Management

Supply chain management is a cross-functional approach to manage the movement of raw materials into an organization, certain aspects of the internal processing of materials into finished goods, and then the movement of finished goods out of the organization toward the end-consumer. As organizations strive to focus on core competencies and becoming more flexible, they have reduced their ownership of raw materials sources and distribution channels. These functions are increasingly being outsourced to other entities that can perform the activities better or more cost effectively. The effect is to increase the number of organizations involved in satisfying customer demand, while reducing management control of daily logistics operations. Less control and more supply chain partners led to the creation of supply chain management concepts. The purpose of supply chain management is to improve trust and collaboration among supply chain partners, thus improving inventory visibility and improving inventory velocity.

Supply chain activities can be grouped into strategic, tactical, and operational levels of activities.

Strategic

  • Strategic network optimization, including the number, location, and size of warehouses, distribution centers and facilities.
  • Strategic partnership with suppliers, distributors, and customers, creating communication channels for critical information and operational improvements such as cross docking, direct shipping, and third-party logistics.
  • Product design coordination, so that new and existing products can be optimally integrated into the supply chain, load management
  • Information Technology infrastructure, to support supply chain operations.
  • Where-to-make and what-to-make-or-buy decisions
  • Aligning overall organizational strategy with supply strategy.

Tactical

  • Sourcing contracts and other purchasing decisions.
  • Production decisions, including contracting, scheduling, and planning process definition.
  • Inventory decisions, including quantity, location, and quality of inventory.
  • Transportation strategy, including frequency, routes, and contracting.
  • Benchmarking of all operations against competitors and implementation of best practices throughout the enterprise.
  • Milestone payments
  • Focus on customer demand.

Operational

  • Daily production and distribution planning, including all nodes in the supply chain.
  • Production scheduling for each manufacturing facility in the supply chain (minute by minute).
  • Demand planning and forecasting, coordinating the demand forecast of all customers and sharing the forecast with all suppliers.
  • Sourcing planning, including current inventory and forecast demand, in collaboration with all suppliers.
  • Inbound operations, including transportation from suppliers and receiving inventory.
  • Production operations, including the consumption of materials and flow of finished goods.
  • Outbound operations, including all fulfillment activities and transportation to customers.
  • Order promising, accounting for all constraints in the supply chain, including all suppliers, manufacturing facilities, distribution centers, and other customers.

Taken From : wiki

Penerapan E-Commerce

26 Oktober 2008 – Dify M.T Purba

Perkembangan dot-com sudah sangat memperngaruhi berbagai segi bidang dalam kehidupan sehari-hari, internet dapat dikatakan telah mempengaruhi cara kita berbisnis, baik apakah itu dari segi mendapatkan pendapatan, mendapatkan pelanggan, atau mungkin juga dalam mengatur / manajemen alur produk. E- Commerce menjadi hal yang menarik perhatian – memungkinkan menjalankan bisnis untuk menjual produk dan layanan ke pelanggan secara global. Dapat dikatakan, e-commerce merupakan sebuah platform dengan metode yang baru dalam menjual dan mendistribusikan produk dan layanan yang inovatif secara elektronik.

Salah satu kelebihan penerapan e-commerce telah memperluas persaingan bisnis karena baik yang baru atau masih kecil memulai dapat langsung bersaing dengan perusahan yang sudah memiliki nama dan produk terlebih dahulu. Lalu untuk menerapkan e-commerce yang perlu diperhitungkan dalam menjual produk dan layanan melalui web merupakan sekumpulan tantangan.

e-Commerce merupakan kebutuhan esensial saat ini dalam dunia bisnis global, dan sebagai penunjang dalam pengembangan pasar, meningkatkan efisiensi, dapat menekan biaya, serta memberikan akses yang lebih luas bagi partner dan pelanggan perusahaan Anda. e-Commerce memiliki fleksibilitas dan keunikan bagi setiap perusahaan, karena perusahaan memiliki perbedaan dalam pengembangan IT departemennya serta kebutuhan akan model teknologi informasi bagi bisnisnya. Termasuk perusahaan Anda, maka penerapan e-Commerce tergantung pada model bisnis yang perusahaan Anda kembangkan dan model teknologi informasi yang saat ini perusahaan Anda kembangkan. Pengembangan e-Commerce harus bisa fleksibel dan bisa beradaptasi dengan software dan aplikasi teknologi yang ada di perusahaan Anda.

e-Commerce dikembangkan untuk skala yang lebih luas dan terintegrasi dengan multiple computing system; semua lini dan departemen di perusahaan Anda, organisasi/perusahaan lain, dan sistem komputer global. Karena sifatnya integrasi langsung dengan dua atau lebih entity, maka pengembangan e-Commerce harus benar-benar memperhatikan segi keamanan, terutama keamanan dalam bertransaksi.

Penggunaan e-commerce di Indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan survey awal masih relatif sedikit perusahaan yang menggunakan e-commerce sebagai sarana untuk kepentingan bisnis. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji tentang motif serta manfaat yang dirasakan oleh perusahaan yang telah menerapkan penggunaan e-commerce dalam kepentingan bisnis. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang motif perusahaan dalam menggunakan e-commerce. Temuan ini sangat penting terutama dalam upaya memberikan informasi yang lebih jelas tentang dasar pertimbangan dalam menggunakan e-commerce dan memanfaatkannya sebagai sarana keunggulan bersaing.

Dalam artikel ini, ada beberapa perusahaan sebagai obyek survey, yang merupakan perusahaan yang sudah menggunakan layanan e-commerce yang targetnya langsung kepada konsumen dimana perusahaan tersebar di kota kota besar di Indonesia. Adapun perusahaan yang disurvey adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Jasa dan Dagang dengan kisaran tingkat omzet perusahaan perbulan adalah sebesar 10 juta sampai dengan 100 juta.

Berdasarkan analisis dan pembahasan (dari majalah SWA), maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : Berdasarkan analisis deskriptif faktor motif dapat disimpulkan bahwa faktor yang melandasi perusahaan terdorong menggunakan e-commerce terdiri dari enam faktor yaitu yang menjadi harapan tertinggi bagi para perusahaan ketika ingin menerapkan e-commerce : Mengakses Pasar global sebesar 56%, Mempromosikan produk sebesar 63%, Membangun Merk sebesar 56%, Mendekatkan dengan pelanggan sebesar 74%, Membantu komunikasi lebih cepat dengan pelanggan sebesar 63% dan Memuaskan pelanggan sebesar 56%. Dan berdasarkan analisis yang kedua yaitu analisis deskritpif faktor manfaat yang diperoleh perusahaan dengan adanya penerapan e-commerce terdiri dari dua faktor yaitu yang menjadi manfaat terbesar perusahaan setelah menerapkan e-commerce yaitu Kepuasan konsumen sebesar 74% dan Keunggulan bersaing sebesar 81%.

Buku Sekolah Elektronik Gratis!!!

Continue reading

Kejadian Gempar Hari ini

Tanggal 22 Oktober 2008, ada sebuah kejadian yang gempar, aq dan denny pegi makan keluar karena lapar yang tak tertahankan..terus aq pesen makanan (kebetulan ni warungnya prasmanan n bayarnya di muka..) nah setelah aq bayar n makan, selanjutnya aq mau beli kerupuk 4 biji.. setelah aq bayar, lupa pula aq ambil kerupuknya.. akhirnya ya… aq menyesal di jalan karena nda makan kerupuk yang udah aq bayar itu... T_T

tumben aq lupa makan makanan yang qbeli… jarang kali terjadi n ga pernah.. baru kali ini…